KEUTAMAAN SHALAT BERJAMA'AH
KEUTAMAAN SHALAT BERJAMA’AH
Ruslan Fariadi
I. Shalat Sebagai Barometer Amal:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ مَا
يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ
صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا
هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ
ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ. (النسائي)
II. Agar shalat Menjadi bagus (Shaluhat):
1. Hifzun Niyah (Menjaga Niat)
2. Hifzu Waktiha (Menjaga Waktunya)
3. Ittiba’ ar Rasul (Mengikuti Cara Nabi)
4. Bil Jama’ah (Shalat Berjama’ah)
III. Perintah Shalat Berjama’ah:
Ayat al-Qur’an:
وَإِذَا
كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ
مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ
وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا
حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ
أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ
مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ
لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah
mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang
senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk
menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang,
lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan
tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu
kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. (QS. An- Nisa’ ayat 102)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ
آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ
ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَرْقًا سَمِينًا أَوْ
مِرْمَاتَيْنِ حَسَنَتَيْنِ لَشَهِدَ الْعِشَاءَ. (رواه البخاري)
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw.
bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin
memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan
seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang
shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat
berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, seandainya seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan
memperaleh daging yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka
akan mengikuti shalat 'Isya berjama'ah.“ (HR. al-Bukhari)
IV. Hukum Shalat Berjama’ah Menurut Fukaha’:
1. Sebagian ulama madzab Syafi’i dan Maliki
menyatakan bahwa hukum dari shalat berjama’ah itu adalah fardhu kifayah,
sedangkan sebagian ulama yang lainnya menyatakan bahwa hukum sholat berjama’ah
adalah sunnah Muakkad.
2.
Para ulama dari
Madzab Hanafi menyatakan bahwa hukum shalat berjama’ah itu adalah wajib.
3. Menurut para ulama dari madzab Hambali
menyatakan bahwa hukum shalat berjama’ah adalah fardhu ain bagi setiap muslim
laki-laki yang telah baligh dan akan mengakibatkan dosa apabila mereka
meninggalkannya.
V. Bagaimana Dengan Wanita:
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الصُّبْحَ بِغَلَسٍ فَيَنْصَرِفْنَ نِسَاءُ
الْمُؤْمِنِينَ لَا يُعْرَفْنَ مِنْ الْغَلَسِ أَوْ لَا يَعْرِفُ بَعْضُهُنَّ
بَعْضًا. (رواه البخاري)
“Dari 'Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
melaksanakan shalat Shubuh di waktu yang masih gelap, sehingga wanita-wanita
yang beriman berlalu pergi tidak ada yang dapat mengenalinya, atau sebagian
mereka tidak bisa mengetahui sebagian yang lain." (HR. al-Bukhari)
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ إِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَيُصَلِّي الصُّبْحَ فَيَنْصَرِفُ النِّسَاءُ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ مَا
يُعْرَفْنَ مِنْ الْغَلَسِ. (رواه البخاري)
“Dari 'Aisyah ia berkata, "Jika Rasulullah
saw. melaksanakan shalat Shubuh, maka para wanita yang ikut berjama'ah datang
dengan menutup wajah mereka dengan kerudungnya, tanpa diketahui (dikenal) oleh
seorangpun karena hari masih gelap." (HR. al-Bukhari)
VI. Keutamaan Shalat Berjama’ah:
1. Pahalanya 25-27 Derajat
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ
وَعِشْرِينَ دَرَجَةً. (رواه البخاري)
“Dari 'Abdullah
bin 'Umar, bahwa Rasulullah saw.bersabda: "Shalat berjama'ah lebih utama
dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR.
al-Bukhari)
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِخَمْسٍ
وَعِشْرِينَ دَرَجَةً. (رواه البخاري ومسلم)
“Dari Abu Sa'id
Al Khudri, bahwa dia mendengar Nabi saw. bersabda: "Shalat berjama'ah
lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan dua puluh lima derajat."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Dido’akan Oleh Malaikat:
عَنْ
الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ
وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ
رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ. (رواه النسائي)
“Dari Al-Barra' bin 'Azib bahwa Rasulullah saw.
bersabda: "Allah dan para malaikat mendoakan (orang-orang) yang berada di
shaf terdepan. Seorang muadzin akan diampuni sepanjang suaranya dan dibenarkan
oleh yang mendengarnya dari semua yang basah dan kering, dan dia mendapat
pahala seperti pahala orang yang ikut shalat bersamanya.” (HR. an-Nasa’i)
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فِي صَلَاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ
تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ. (رواه
مسلم)
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw.
bersabda: "Salah seorang diantara kalian dihitung dalam shalatnya
(mendapatkan pahala shalat) selama duduk menunggu shalat, dan tidak berhadats,
malaikat juga akan mendoakannya; "Ya Allah, ampunilah dia, ya Allah,
rahmatilah dia." (HR. Muslim)
3.
Setiap Langkah Bernilai Ibadah:
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ كُنَّا نَقُومُ فِي
الصُّفُوفِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
طَوِيلًا قَبْلَ أَنْ يُكَبِّرَ قَالَ وَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَلُونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ وَمَا مِنْ خُطْوَةٍ
أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ خُطْوَةٍ يَمْشِيهَا يَصِلُ بِهَا صَفًّا. (رواه أبو
داود)
“Dari Al-Bara`
bin Azib dia berkata; Kami pernah berdiri lama sekali pada shaf shalat pada
masa Rasulullah saw. (dalam rangka menunggu beliau) sebelum shalat
dilaksanakan, dan beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para
Malaikatnya bershalawat bagi orang-orang yang berada pada shaf-shaf pertama,
dan tidak ada suatu langkah yang lebih Allah sukai daripada langkah seseorang
untuk menuju shaf yang paling depan.” (HR. Abu Dawud)
4.
Tidak Dikuasai Oleh Syetan:
فَقَالَ
أَبُو الدَّرْدَاءِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ
الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكُمْ
بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ قَالَ السَّائِبُ
يَعْنِي بِالْجَمَاعَةِ الْجَمَاعَةَ فِي الصَّلَاةِ. (رواه أبو داود والنسائي)
“Lalu Abu Darda’
berkata, 'Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Tiga orang yang tinggal
di suatu desa atau pegunungan tanpa menegakkan shalat berjamaah, pasti setan
menguasai mereka. Hendaklah kalian melaksanakan shalat jamaah, karena serigala
memangsa kambing yang sendirian." As Saib (perawi) berkata, "Yang
dimaksud dengan jamaah di sini adalah jamaah shalat.".” (HR. Abu Dawud dan
Nasa’i)
5.
Termasuk dari Tujuh Golongan yang Mendapat Perlindungan
Allah:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ
فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ
ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. (رواه البخاري و مسلم)
“Dari Abu
Hurairah dari Nabi saw. bersabda: ada tujuh golongan yang akan mendapatkan
perlindungan......seseorang yang hatinya terpaut pada masjid....” (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
6.
Diampuni Dosa dan Diangkat Derajatnya:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ
الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى
الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ
بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ. (رواه مسلم)
“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw.
bersabda: "Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya
Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?" Mereka
menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda:
"Menyempurnakan wudlu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang
sangat dingin pent), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya
setelah shalat. Maka itulah ribath.".” (HR. Muslim)
7.
Terhindar Dari Penyakit Nifak:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ قَالَ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللَّهَ غَدًا مُسْلِمًا
فَلْيُحَافِظْ عَلَى هَؤُلَاءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ
اللَّهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُنَنَ الْهُدَى
وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ الْهُدَى وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ
كَمَا يُصَلِّي هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ
نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ وَمَا مِنْ
رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلَى مَسْجِدٍ مِنْ
هَذِهِ الْمَسَاجِدِ إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِكُلِّ خَطْوَةٍ يَخْطُوهَا
حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ
رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلَّا مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ
وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى بِهِ يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتَّى
يُقَامَ فِي الصَّفِّ. (رواه أبو داود)
“Dari Abdullah, katanya; "Siapa berkehendak
menjumpai Allah besok sebagai seorang muslim, hendaklah ia jaga semua shalat
yang ada, dimanapun ia mendengar panggilan shalat itu, sesungguhnya Allah telah
mensyare'atkan kepada nabi kalian sunnah-sunnah petunjuk, dan sesungguhnya
semua shalat, diantara sunnah-sunnah petunjuk itu, kalau kalian shalat di rumah
kalian sebagaimana seseorang yang tidak hadir di masjid, atau rumahnya, berarti
telah kalian tinggalkan sunnah nabi kalian, sekiranya kalian tinggalkan sunnah
nabi kalian, sungguh kalian akan sesat, tidaklah seseorang bersuci dengan baik,
kemudian ia menuju salah satu masjid yang ada, melainkan Allah menulis kebaikan
baginya dari setiap langkah kakinya, dan dengannya Allah mngngkat derajatnya,
dan menghapus kesalahan karenanya, menurut pendapat kami, tidaklah seseorang
ketinggalan dari shalat, melainkan dia seorang munafik yang jelas
kemunafikannya (munafik tulen), sungguh dahulu seseorang dari kami harus
dipapah diantara dua orang hingga diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang
ada.".".” (HR. Abu Dawud)
8.
Mendapatkan Jaminan Allah:
عَنْ
أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ
خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى
يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ
وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ
حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ
أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. (رواه أبو داود)
“Dari Abu Umamah
Al Bahili, dari Rasulullah saw., beliau berkata: "Tiga golongan,
seluruhnya mendapat jaminan dari Allah 'azza wajalla, yaitu: orang yang keluar
untuk berperang di jalan Allah, maka ia mendapat jaminan dari Allah hingga
Allah mematikannya dan memasukkannya ke dalam Surga, atau memberikan kepadanya
apa yang ia peroleh berupa pahala atau rampasan perang. Dan seorang laki-laki
yang pergi ke masjid, maka ia mendapat jaminan dari Allah hingga Dia
mematikannya dan memasukkannya ke dalam surga atau memberikan kepadanya apa
yang ia peroleh berupa pahala dan ghanimah, serta seorang laki-laki yang
memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia mendapat jaminan dari Allah
'azza wajalla.".".” (HR. Abu Dawud)
9.
Bersinar di Hari Kiamat:
عَنْ
بُرَيْدَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَشِّرْ
الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ. (رواه أبو داود والبرميذي وابن ماجة)
“Dari Buraidah dari dar Nabi saw., beliau
bersabda: "Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan pada malam gelap
gulita menuju masjid (untuk shalat berjama'ah) bahwa bagi mereka cahaya yang
sempurna pada hari kiamat nanti.".” (HR.Abu Dawud, tirmidzi dan Ibnu
Majah)
10.
Dibangunkan Tempat Tinggal di Syurga:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ
كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ. (رواه البخاري ومسلم(
“Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa datang ke
masjid di pagi dan sore hari, maka Allah akan menyediakan baginya tempat
tinggal yang baik di surga setiap kali dia berangkat ke masjid di pagi dan sore
hari..” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
11.
Allah Senang Karena Kehadiran Kita:
لَا
يَتَوَضَّأُ أَحَدُكُمْ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ وَيُسْبِغُهُ، ثُمَّ يَأْتِي
الْمَسْجِدَ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ، إِلَّا تَبَشْبَشَ اللَّهُ
إِلَيْهِ كَمَا يَتَبَشْبَشُ أَهْلُ الْغَائِبِ بِطَلْعَتِهِ. (رواه ابن حزيمة)
“Tidaklah salah seorang di antara kalian
berwudhu dengan bagus dan sempurna, kemudian mendatangi masjid tanpa maksud
lain selain shalat, kecuali Allah akan berseri-seri wajah-Nya sebagaimana
gembiranya seseorang ketika menemukan kembali saudaranya yang pulang dari
bepergian.” (HR. Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya, dan di-shahih-kan oleh Syaikh
Albani)
Leave a Comment